TUGAS PROYEK MINI 2011/2012



PERAN INTERNET SEBAGAI MEDIA TEKNOLOGI PENDUKUNG DALAM PROSES BELAJAR SISWA SMA


Topik : Peran teknologi sebagai media belajar pada siswa SMA 
I.    PERENCANAAN

A.     Pendahuluan
Sejarah IT dan Internet tidak dapat dilepaskan dari bidang pendidikan. Dengan adanya Internet siapapun dapat membuka sumber informasi yang tadinya susah diakses sehingga akses terhadap sumber informasi bukan menjadi masalah lagi. Adanya Internet memungkinkan seseorang di Indonesia untuk mengakses pelajaran melalui media online dari belahan dunia manapun. Tanpa adanya Internet,banyak tugas dan makalah siswa yang mungkin membutuhkan waktu yang lebih banyak untuk diselesaikan.
Karakteristik ini memungkinkan pelajar melakukan komunikasi dengan sumber ilmu secara lebih luas bila dibandingkan dengan hanya menggunakan media konvensional seperti perpustakaan. Teknologi internet menunjang pelajar yang mengalami keterbatasan ruang dan waktu untuk tetap dapat menikmati pendidikan. Berikut adalah beberapa manfaat penggunaan teknologi informasi : (a) arus informasi tetap mengalir setiap waktu tanpa ada batasan waktu dan tempat (b) kemudahan mendapatkan resource yang lengkap (c) aktifitas pembelajaran pelajar meningkat (d) daya tampung meningkat (e) adanya standardisasi pembelajaran (f) meningkatkan learning outcomes baik kuantitas/kualitas. Dengan berbagai manfaat yang telah dipaparkan di atas, kami ingin mengetahui seberapa jauh terealisasinya manfaat teknologi tersebut dalam mendukung proses belajar siswa.
Dari paparan diatas,telah kita ketahui bahwa internet sangat berperan dalam media pembelajaran,tetapi disatu sisi,internet juga tidak terlepas dengan adanya social network. Social network merupakan salah satu media online  yang banyak digunakan remaja saat ini, khususnya siswa. Mereka menggunakan media ini untuk menambah teman ataupun untuk memperluas jaringan sosial mereka,tidak hanya di satu kota,dari luar kota pun mereka dapat menjalin pertemanan melalui social network ini.
Fenomena yang terjadi saat ini, siswa sangat memanfaatkan adanya social network ini,bahkan beberapa dari mereka ada yang sangat candu. Disini, candu yang dimaksud, para siswa terlalu fokus pada social network, dan terkesan melupakan pelajaran. Oleh sebab itu kami mencoba untuk membandingkan penggunaan internet sebagai media pembelajaran dengan penggunaan internet sebagai media sosialisasi di dunia maya bagi para siswa SMA.
Berdasarkan penjelasan yang kami kemukakan di atas,maka kami memutuskan untuk memilih topik “Peran Teknologi Sebagai Media Belajar Siswa SMA” ini. Dalam hal ini,peran teknologi yang kami fokuskan adalah peran internet. Sehingga,kami memutuskan untuk memberi judul “peran internet sebagai media teknologi pendukung dalam proses pembelajaran siswa SMA” pada proyek mini kami ini.
B.     Landasan teori
Peran media internet (tentu saja media komputer yang menjadi perangkat utamanya) semakin meningkat pesat dari waktu ke waktu. Maka diperkirakan mesin jenius ini akan menjadi kebutuhan dominan yang tak terlupakan dalam kehidupan manusia pada masa-masa mendatang. Di dunia serba digital saat ini, internet bagi manusia, meluncur dan tumbuh subur menjadi sebuah kebutuhan. Internet memang memudahkan pelajar mendapatkan segala informasi yang berhubungan dengan dunia pendidikan (pelajaran). Tapi pada internet juga terdapat liang raksasa, bagai rahang yang akan mengunyah para pelajar dengan situs-situs pornografi, kekerasan, dan hal-hal negatif lainnya. Meskipun dalam diri mereka terjadi tarik menarik yang dahsyat antara kepentingan yang baik (positif) dengan buruk (negatif). Namun pada akhirnya, kekuatan negatif cenderung lebih bertaring untuk mencengkram cara berpikir dan berprilaku para remaja tersebut. Maka untuk mencegah dan meminimalisirnya, usaha untuk memaksimalkan manfaat internet sebagai media pendidikan harus lebih dilakukan. Harus, dan harus! Apalagi muaranya, hendak meningkatkan mutu pendidikan sekaligus mutu pendidik dan anak didik
Sebenarnya beberapa pusat pendidikan termasuk sekolah lanjutan tingkat atas sampai perguruan tinggi saat ini begitu serius memaksimalkan pengadaan fasilitas internet di sekolah dan kampus masing-masing untuk meningkat mutu pendidikan. Dari beberapa sekolah dan universitas sudah ada yang membuka website untuk memberikan kemudahan bagi khalayak untuk mengakses informasi tentang sekolah dan universitas yang bersangkutan.
Mengacu pada paparan diatas, tentunya peranan teknologi informasi terkhususnya internet tidak dapat disangkal dan telah memberikan kontribusi yang besar. Roy suryo (2005), telah memberikan gambaran kepada kita bagaimana teknologi informasi telah memainkan peranan yang penting dalam suatu komunikasi informasi.
Konsep dan prinsip teknologi pembelajaran sendiri dikembangkan dan diperkaya oleh ahli-ahli bidang Psikologi, seperti Bruner (1966), dan Gagne (1974), ahli Cybernetic seperti Landa (1976), dan Pask (1976), serta praktisi seperti Gilbert (1969), dan Horn (1969), serta lembaga-lembaga pendidikan yang memiliki ketertarikan atas pengembangan program pembelajaran. Walaupun teknologi pembelajaran termasuk masih prematur, akan tetapi usaha pengembangannya terus dilakukan secara kreatif dan teliti sehingga mampu memecahkan permasalahan yang muncul dalam pembelajaran, sampai kepada hal-hal mikro dalam tahapan tingkahlaku belajar peserta didik
C.     Tujuan Penelitian

-         Untuk mengetahui seberapa penting pemanfaatan internet bagi para siswa SMA dalam proses belajar mengajar.
-         Untuk mengetahui seberapa bijak para siswa mengatur waktu dalam menggunakan internet dalam membantu mereka sebagai media belajar.
-         Untuk mengetahui pengaruh social network terhadap kemauan dan kedisiplinan belajar siswa.
-         Untuk mengetahui kreativitas siswa dalam mengolah informasi yang didapatkan dari internet.
-         Untuk mengetahui apakah para siswa sudah cukup mengikuti dan beradaptasi perkembangan teknologi dan pendidikan saat ini.
-         Untuk mengetahui kecenderungan siswa dalam memilih penggunaaan internet sebagai  jejaring sosial atau sebagai media belajar.

D.      Alat dan Bahan

-          Alat-alat tulis (Buku, kertas dan pulpen)
-          Kamera
-          HP
-          Laptop
-          Reward untuk subjek (Makanan ringan)
 E. Proses Analisis Data

Setelah data hasil wawancara diperoleh, maka kelompok mencari kesimpulan dari jawaban-jawaban yang diberikan oleh tiap masing-masing subjek. Hasil kesimpulan tiap subjek akan digabung dan akan ditarik kesimpulan besarnya. Jawaban-jawaban yang dominan (paling banyak muncul) akan dijadikan garis besar dalam kesimpulan akhir.

F.      Subjek Penelitian

a.            15 orang siswa-siswi SMA Dharma Pancasila
b.            15 orang siswa-siswi SMA Swasta Al-Azhar MedaN

G.     Jadwal Pelaksanaan (Perencanaan Hingga Evaluasi)

BULAN
KEGIATAN
MARET

I
-
II
-
III
-
IV
Perencanaan(Pemilihan tema dan penentuan judul)
APRIL

I
Pengerjaan Pendahuluan
II
      1.     Permohonan surat izin dari kampus
      2.     Tinjau lokasi dan konfirmasi kepada kepala sekolah SMA Dharma Pancasila
III
      1.     Diskusi Membuat metode penelitian,alat adan bahan apa saja yang dibutuhkan,pertanyaan untuk wawancara,kalkulasi biaya
 2.     Konfirmasi surat izin kepada bagian humas di sekolah SMA Dharma Pancasila Medan
 3.     Pelaksanaan observasi & wawancara di SMA Dharma Pancasila Medan
IV
 1.     Konfirmasi surat izin kepada bagian humas di sekolah SMA Al-Azhar
 2.     Konfirmasi surat izin kepada bagian humas di sekolah SMA Al-Azhar
     3.      Diskusi untuk menganalisis data yang diperoleh
MEI

I
Pembuatan laporan dalam desain grafis
II
Evaluasi
III
-
IV
Posting blog


H.          Kalkulasi Biaya
         
1.     Reward (Snack  )                             :Rp. 30.000,00
2.     Fotokopi soal wawancara                 :Rp.    1.000,00
3.     Buah Tangan Untuk Sekolah             : Rp. 42.000,00
4.     Biaya Tak Terduga                           :Rp.  20.000,00
Jumlah                                   :Rp.102.000,00


I.         Metode Observasi
Pengambilan data dilakukan melalui proses wawancara terhadap subjek-subjek yang telah dipilih secara random. Adapun pertanyaan-pertanyaan yang diajukan dalam wawancara tersebut adalah :
1.     Menurut adik adik sendiri,internet itu apa sih?
2.     Situs/website dalam internet apa yang sering adik adik buka?
3.     Apakah adik adik memanfaatkan searc engine,seperti google atau yahoo dalam mengerjakan tugas sehari hari?
4.     Kalau seandainya gutu TIK berhalangan hadir,tetapi kalian dapat diizinkan untuk berada di lab komputer,apa yang adik adik akan lakukan?
5.     Berapa jam minimal yang adik adik habiskan untuk memanfaatkan fasilitas internet dalam satu hari?dan situs yang dibuka itu apakah memanfaatkan search engine untuk mengerjakan tugas atau membuka youtube dan social network?
6.     Seandainya adik adik diberikan tugas oleh guru,yang memungkinkan adik adik untuk membuka search engine dan mengcopy-paste-nya( secara utuh),apakah adik adik tetap melakukan hal itu (mengcopy-paste secara utuh) atau adik adik akan membaca,memahami dan menuangkan kembali berdasarkan pemikiran,penalaran,dan pemahamanyang adik miliki?
7.     Apakah dengan adanya social network adik adik merasa malas mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru yang mengharuskan menggunakan search engine?
8.     Apakah manfaat yang  diperoleh adik adik dari penggunaan internet sebagai media belajar?
9.     Apakah adik adik mengetahui atau mengikuti perkembangan pendidikan dan teknologi saat ini?
1.    Menurut adik adik,penggunaan internet lebih bermanfaat digunakan dalam belajar atau social network?

II.         PELAKSANAAN OBSERVASI
Alur pelaksanaan observasi yang dilakukan di kedua sekolah (SMA Dharma pancasila dan SMA Swasta Al-Azhar):
·        Berkumpul dikampus,dan menuju lokasi sekolah yang akan dijadikan tempat observasi (wawancara)
·        Menjumpai bagian humas dan menyerahkan surat izin dari kampus untuk melakukan wawancara terhadap siswa-siswi di sekolah yang bersangkutan.
·        Setelah mendapat izin dari pihak sekolah,maka melakukan sosialisasi di kelas X-1 mengenai observasi yang akan dilakukan dan memilih partisipan secara random
·        Melakukan wawancara terhadap subjek yang telah dipilih secara random
·        Memberikan reward kepada subjek penelitian
·        Meminta izin (Pamit) karena telah selesai melakukan observasi wawancara
·        Berfoto bersama guru guru

III.      PELAPORAN DAN EVALUASI

A.        Laporan

Setelah data-data hasil wawancara dengan seluruh subjek dianalisis, maka kami menemukan beberapa poin-poin penting yang didapat dari hasil wawancara, yaitu :

1. Seluruh subjek penelitian dapat memahami dan mendefinisikan pengertian internet menurut pendapat mereka masing-masing.
2. Subjek penilitian lebih sering membuka search engine (google, yahoo, dan mnc) dan jejaring sosial (facebook dan twitter).
3. Seluruh subjek penelitian memanfaatkan search engine (google dan yahoo) untuk mengerjakan tugas.
4.  Sebagian besar subjek penelitian memanfaatkan waktu luang ketika guru berhalangan hadir untuk membuka jejaring sosial dan game.
5.  Subjek penelitian menghabiskan waktu sekitar 3-5 jam perhari untuk memakai fasilitas internet.Dan seringnya, mereka membuka jejaring sosial dan game online.
6.  Ketika diberikan tugas oleh guru, para subjek memperoleh informasi dari internet dan mengolahnya dengan cara meng-copy-paste dan melakukan peng-edit-an terhadap informasi yang mereka peroleh.
 7. Jejaring sosial cenderung mempengaruhi kedisiplinan para subjek dalam mengerjakan        tugas. 
 8.  Manfaat yang diperoleh dengan adanya internet adalah subjek penelitian mendapatkan referensi dan informasi yang lebih banyak dan mudah di akses, sehingga dapat membantu subjek dalam mengerjakan tugas.
9.  Seluruh subjek (baik siswa-siswi dari SMA Dharma Pancasila Medan maupun SMA Swasta Al-Azhar Medan) menyatakan bahwa perkembangan teknologi saat ini sudah begitu maju.
10. Sebagian besar subjek penelitian berpendapat bahwa manfaat yang diperoleh dalam internet lebih kepada jejaring sosial.

B.      Evaluasi


              Kegiatan                     
Rencana Awal Pelaksanaan
Jadwal pelaksanaan
1.
Perencanaan
(Pemilihan tema dan penentuan judul)
Maret, minggu keempat
April, minggu ketiga
2.
Pengerjaan Pendahuluan
April, minggu pertama
April, minggu keempat
3.
Permohonan surat izin dari kampus
April, minggu kedua
Mei, minggu pertama
4
Tinjau lokasi dan konfirmasi kepada kepala sekolah SMA Dharma Pancasila
April, minggu kedua
Mei, minggu pertama
5.
Diskusi Membuat metode penelitian,alat adan bahan apa saja yang dibutuhkan,pertanyaan untuk wawancara,kalkulasi biaya
April, minggu ketiga
Mei, minggu pertama
6.
Konfirmasi surat izin kepada bagian humas di sekolah SMA Dharma Pancasila Medan
April, minggu ketiga
Mei, minggu pertama
7.
Pelaksanaan observasi & wawancara di SMA Dharma Pancasila Medan
April, minggu ketiga
Mei, minggu pertama
8.
Konfirmasi surat izin kepada bagian humas di sekolah SMA Al-Azhar
April, minggu keempat
Mei, minggu kedua
9.
Pelaksanaan observasi & wawancara di sekolah Al-Azhar
April, minggu keempat
Mei, minggu kedua
10.
Diskusi untuk menganalisis data yang diperoleh
April, minggu keempat
Mei, minggu ketiga
11.
Diskusi untuk membuat kesimpulan akhir
Mei, minggu pertama
Mei, minggu ketiga
12.
Penulisan ulang dari tahap perencanaan hingga pelaksanaan
April, minggu keempat
Mei, minggu ketiga
13.
Pembuatan laporan dalam desain grafis
Mei, minggu pertama
Mei, minggu ketiga
14.
Evaluasi
Mei, minggu kedua
Mei, minggu keempat
15.
Posting blog
Mei, minggu keempat
Juni, minggu kedua

NB    : Keseluruhan jadwal pelaksanaan tidak sesuai dengan jadwal yang telah dirancang dan direncanakan sebelumnya. Rata-rata jadwal pelaksanaan dari awal hingga akhir dilaksanan dalam bulan Mei. Serta terdapat perubahan rencana dalam pelaksanaan (misal, melompati step yang belum terselesaikan dan kembali ke menyelesaikan step itu setelah situasinya memungkinkan)

KESIMPULAN

Dari poin-poin penting tersebut, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa subjek penelitian yang kami dapatkan di SMA Dharma Pancasila dan SMA Al-Azhar, memiliki kecenderungan menggunakan internet untuk social network daripada sebagai media belajar . Dalam pelaksanaannya, mereka menggunakan fasilitas internet memakan waktu sekitar 3-5 jam per hari, dan yang paling mencengangkan, mereka menghabiskan sebagian besar waktu tersebut untuk menggunakan social network, dan hanya seperempat dari waktu tersebut digunakan untuk mengerjakan tugas. Dalam mengerjakan tugas, ada sebagian yang meng-copy paste secara utuh informasi yang didapat dari internet, tetapi ada juga yang secara kreatif menggabungkan pemahaman mereka dengan informasi yang didapat. Untuk itu, perlu adanya pengawasan dari guru dan orang tua siswa agar internet dapat dimanfaatkan secara efektif, dan sebijak bijaknya.


DESAIN INFORMATIF



KOMENTAR ANGGOTA KELOMPOK  
“Saya merasa sangat senang saat proses penyelesaian proyek ini walaupun pada awalnya terasa berat” – dinda (11-003), 18 tahun
“2 thumbs up for this project. Sangat menantang (terutama saat proses finishing )”-ade(11-047),18 tahun
“Berkesan. Menyenangkan. Seru :D“ – indah(11-071), 18 tahun
Komentar kelompok:
“Terima kasih buat bu dina yang telah memberikan tugas ini,sehingga kami dapat menambah pengalaman dan pengetahuan serta menambah kekompakan dalam tim. Kami sangat berterima kasih kepada pihak yang telah banyak membantu dan mendukung terselesaikannya proyek mini ini. Siapapun mereka.”

Daftar pustaka:
http://edukasi.kompasiana.com/2010/11/07/pemanfaatan-internet-sebagai-alternatif-sumber-belajar-dan-media-pendidikan-jarak-jauh/
http://pakode.wordpress.com/2010/02/20/manfaat-internet-bagi-dunia-pendidikan/
http://amrull4h99.wordpress.com/2009/12/24/landasan-psikologi-pendidikan/
  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • Twitter
  • RSS

andragogi=dewasa



andragogi,hmm,tampaknya ini hal baru yang saya pelajari di perkuliahan.emang apa sih andragogi itu?gmana sih itu? ini diaa...

Dalam kesempatan obrolan dengan orang yang lebih tua, sering kita jumpai kalimat, “Halah, saya ini sudah tua, sudah nggak paham kalau disuruh belajar”. Sehingga, banyak yang mengira bahwa orang dewasa sudah tidak potensial lagi untuk belajar, tapi kenyataannya tidaklah demikian. Orang dewasa masih berpotensi, tergantung pada metode yang diterapkan dalam belajar dan mengajar si orang dewasa tersebut.

Dalam kesempatan lain, mungkin pernah juga kita jumpai kalimat, “Halah, kamu ini masih kecil, tahu apa? Saya lebih paham”. Orang dewasa umumnya telah memiliki kematangan konsep dan berpengalaman (termasuk pengalaman berbuat salah). Secara psikologis, memiliki kecenderungan ingin dipandang, dihargai dan diperlakukan sebagai pribadi yang independen telah mampu melaksanakan konsepnya itu. Orang dewasa merasa telah memiliki jatidiri dan telah menjadi “dirinya”. Karenanya, akan sulit bagi kita untuk merobohkan konsepnya yang telah tertanam bertahun-tahun, bila tidak disertai bukti dan cara pemberian pemahaman yang tepat atas konsepnya itu.

Dua paragraf di atas adalah contoh, sebagai dasar munculnya konsep mendidik orang dewasa yang dikenal dengan Andragogi, yaitu proses untuk melibatkan peserta didik dewasa ke dalam suatu struktur pengalaman belajar.Andragogi  berasal dari bahasa Yunani, yaitu “aner” yang berarti orang dewasa, dan “agogos” yang berarti memimpin. Semula cara mendidik orang dewasa disamakan dengan cara mendidik anak-anak di bangku pendidikan formal (pedagogi). Akan tetapi, terdapat perbedaan penting antara orang dewasa dan anak-anak, sehingga andragodi terpisah menjadi ilmu sendiri. Istilah andragogi ini awalnya digunakan oleh Alexander Kapp, seorang pendidik dari Jerman, di tahun 1833, dan kemudian dikembangkan menjadi teori pendidikan orang dewasa oleh pendidik Amerika Serikat, Malcolm Knowles.


Teori Knowles tentang andragogi dapat diungkapkan dalam empat postulat sederhana:

  1. Orang dewasa perlu dilibatkan dalam perencanaan dan evaluasi dari pembelajaran yang mereka ikuti (berkaitan dengan konsep diri dan motivasi untuk belajar).

  2. Pengalaman (termasuk pengalaman berbuat salah) menjadi dasar untuk aktivitas belajar (konsep pengalaman).

  3. Orang dewasa paling berminat pada pokok bahasan belajar yang mempunyai relevansi langsung dengan pekerjaannya atau kehidupan pribadinya (Kesiapan untuk belajar).

  4. Belajar bagi orang dewasa lebih berpusat pada permasalahan dibanding pada isinya (Orientasi belajar).

Dalam andragogi, mendidik bukan berarti menggurui, bukan mengisi mereka dengan pengetahuan tapi sebagai bentuk kerjasama saling meningkatkan pengetahuan, dan menempatkan orang dewasa sebagai subjek bukan objek. Andragogi mempelajari sifat fisik, psikis dan karakter orang dewasa.

Secara filosofis, Konfusius mengemukakan tiga hal penting terkait dengan fisik dan psikis manusia, antara lain : “saya dengar dan saya lupa, saya lihat dan saya ingat, saya lakukan dan saya mengerti”. Artinya, mejadikan orang dewasa terlibat langsung secara fisik dan emosional akan memudahkan tersampaikannya pesan yang kita maksud.

Meskipun variatif dan cara mengekspresikan emosinya berbeda-beda, kelemahan orang dewasa adalah mudah tersinggung. Sangat penting untuk menjadikan orang dewasa jangan tersinggung dengan menghindari perilaku merendahkan, mengecewakan dan mempermalukan. Orang dewasa justru akan senang bila dimotivasi dan dibuat senang. Sikap menghargai ini, akan memudahkan masuknya pesan yang ingin disampaikan.

Orang dewasa tidak menyukai hal-hal teoritis dan cenderung menyukai sesuatu yang praktis sesuai peran sosialnya (pekerjaan, tanggung jawab, kebutuhan). Andragogi biasanya dimanfaatkan oleh profesi yang bersentuhan langsung dengan masyarakat seperti penyuluh, fasilitator, motivator, politikus dan profesi lain.Barangkali secara personal kita pernah gagal mempengaruhi orang dewasa atau yang lebih dewasa dari usia kita, agar orang tersebut mau melakukan sesuatu. Kemungkinan jawabannya adalah kita belum memahami kondisi fisik, psikis dan karakter orang dewasa. Setelah memahami orang dewasa, penting juga bagi kita untuk belajar berinteraksi sesuai yang dikemukakan oleh James Borg dalam kutipan bukunya yang berjudul Buku Pintar Memahami Bahasa Tubuh, bahwa “bukan tentang apa yang anda katakan, tetapi bagaimana cara mengatakannya”.


sumber: 

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • Twitter
  • RSS

hasil survey yang berjudul "tugas proyek mini" :)

singkat cerita,saya membuat survey satu buah yang judulnya "tugas proyek mini". saya milih topik ini karena menurut saya topik ini lagi hangat hangatnya di bicarain di lingkungan psikologi,khususnya angkatan 2011. jadi setelah melakukan pertimbangan yang cukup akurat (eseeh),di survey ini saya  punya 7 pernyataan , dan pernyataannya itu gak susah kok,cukup pilih "yes" atau "no" aja. dari 51 responden,mau tau apa aja pernyataan dan jawaban para responden (tentunya mahasiswa psikologi usu angkatan 2011)?check this out !!

pertanyaan 1 :saya memperoleh banyak manfaat dengan adanya tugas proyek mini
 Yes  49 
 96.08% 
 No  2 
 3.92%
pertanyaan 2: 
saya merasa terbebani dengan adanya tugas proyek mini ini
 Yes  20 
 39.22% 
 No  31 
 60.78%
pertanyaan 3 : 
saya melaksanakan tugas proyek mini hanya karena untuk mendapatkan nilai semata,bukan karena ingin menambah pengalaman dan pengetahuan
 Yes  3 
 5.88% 
 No  48 
 94.12% 

pertanyaan 4 : 
Bagi saya,tugas proyek mini menambah kreativitas mahasiswa
 Yes  51 
 100.00% 
 No  0 
 0.00%
pertanyaan 5 :
tugas proyek mini sangat berguna untuk melatih mental saya di "lapangan"
 Yes  51 
 100.00% 
 No  0 
 0.00% 
pertanyaan 6 : 
dosen memberikan arahan yang baik mengenai tugas proyek mini
 Yes  42 
 82.35% 
 No  9 
 17.65%
pertanyaan 7 : 
tugas proyek mini menambah kekompakan saya dan anggota kelompok
 Yes  48 
 94.12% 
 No  3 
 5.88% 
nah,gak susah kan pernyataannya?gak perlu pake kalkulator atau pake kamus bahaa inggris kok buat ngisinya.
jadi,bisa kita simpulin nih dari jawaban para responden.kesimpulannya :
  • tugas proyek mini memberikan banyak manfaat kepada mahasiswa fakultas psikologi usu. terbukti dari 51 responden,96,08 % (49 orang) setuju.
  • tugas proyek mini tidak membebani mahasiswa. buktinya,dari 51 responden,60 % menolak bahwa tugas proyek mini membebani.
  • responden tidak setuju apabila tugas proyek mini ini dikerjakan hanya untuk mendapat nilai saja,tetapi mereka melaksanakan proyek mini untuk menambah pengalaman dan pengetahuan.
  • 100% responden setuju bahwa tugas proyek mini ini menambah kreativitas
  • dan 100% responden berteriak keras mengatakan bahwa tugas proyek mini melatih mental di lapangan
  • sekitar 82,35 % responden setuju bahwa dosen memberikan arahan yang baik mengenai tugas proyek mini.
  • tugas proyek mini menambah kekompakan antar anggota kelompok,disetujui oleh 48 responden.
jadi,tugas proyek mini ini sangat berguna bagi mahasiswa,dan sangat membantu kita untuk dapat menjadi lebih kreatif,lebih bertanggung jawab,dan dapat menjadi bibit bagi kita untuk melakukan observasi selanjutnya.

testimoni: 

survey?hmm. baru banget buat saya.baru dalam hal ngebuat surveynya ya,kalo ngisinya sih sering. ternyata bikin survey itu perlu banyak pertimbangan yaah. pertimbangan untuk milih topik,pertimbangan untuk buat pertanyaan,dan pertimbangan untuk nentuin berapa banyak pertanyaan,waah,rasanya berat emang,hidup ini berat. berat kalo cuman dipikirin,tapi gak di kerjain.
yuup,that's right. dari filosopi itulah(yang entah dari siapa yang pertama ngumumin filosofi itu),saya mulai bergerak ngerjain survey,daripada dipikirin terus,mending langsung turun tangan. dan ternyata,setelah dikerjain,gak terlalu ribet kok. terima kasih buat dosen pengampu saya,ibu dina. dimana dengan diberikannya tugas ini,menambah wawasan saya dan pengalaman yang tentunya berguna bagi kehidupan saya.
  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • Twitter
  • RSS

pedagogi ...

sebelum ke pengertian paedadogi,kita ke etimologi paedadogi dulu yuks,check it out 



Kata "pedagogi" berasal dari Bahasa Yunani kuno παιδαγωγέω (paidagōgeō; dariπαίς país:anak dan άγω ági: membimbing; secara literal berarti "membimbing anak”). Di Yunani kuno, kata παιδαγωγός biasanya diterapkan pada budak yang mengawasi pendidikan anak tuannya. Termasuk di dalamnya mengantarnya ke sekolah (διδασκαλείον) atau tempat latihan (γυμνάσιον), mengasuhnya, dan membawakan perbekalannya (seperti alat musiknya).
Kata yang berhubungan dengan pedagogi, yaitu pendidikan, sekarang digunakan untuk merujuk pada keseluruhan konteks pembelajaran, belajar, dan berbagai kegiatan yang berhubungan dengan hal tersebut.
Malcolm Knowles mengungkapkan istilah lain yang mirip dengan pedagogi yaitu andragogi, yang merujuk pada ilmu dan seni mendidik orang dewasa.
so,pedagogi itu ...
Pedagogi : secara literal berati: seni dan ilmu pengetahuan tentang mendidik anak-anak dan sering digunakan sebagai sebuah sinonim untuk suatu pengajaran. Secara lebih tepatnya, pedagogi mewujudkan pendidikan yang berfokuskan guru.
Pedagogi juga kadang-kadang merujuk pada penggunaan yang tepat dari strategi mengajar. Sehubungan dengan strategi mengajar itu, filosofi mengajar diterapkan dan dipengaruhi oleh latar belakang pengetahuan dan pengalamannya, situasi pribadi, lingkungan, serta tujuan pembelajaran yang dirumuskan oleh peserta didik dan guru. 

gimana sih pedadogi itu?

Dalam suatu model pedagogi, guru memikul tanggungjawab untuk membuat keputusan tentang apa yang akan dipelajari, dan bagaimana ia akan dipelajari, dan kapan ia akan dipelajari. Guru mengarahkan pembelajaran.

Guru-guru yang hebat dijaman kuno, mulai dari Confusius hingga Plato tidak mengajar cara teknik yang bersifat autoritarian tersebut. Perbedaan yang ada antara apa yang kita ketahui dari gaya-gaya guru yang hebat-hebat, namun, mereka masih memandang pembelajaran sebagai sebuah proses dari pencapaian yang aktif; dan bukan suatu penerimaan secara pasif. Dengan mempertimbangkan hal ini, suatu hal yang mengejutkan bahwa pemebalajaran yang berfokuskan pada guru menjadi sesuatu yang mendominasi pendidikan.

Sebuah penejelasan bagi pendekatan yang berfokuskan guru kembali kita ke jaman Calvinist yang percaya pada kebijaksanaan adalah sesuatu yang jahat. Mereka mendampingi/mendukung para dewasa untuk mengarahkan, mengontrol, dan akhirnya pembelajaran anak-anak agar mereka tetap bodoh/lugu.

Teori lainnya mempertahankan bahwa : sekolah-sekolah pada abad ke-7, di organisir untuk mempersiapkan anak muda untuk menjadi kependetaan. Ditemukan bahwa indoktrinasi merupakan cara yang paling ampuh untuk menanamkan suatu keyakinan/kepercayaan. Beberapa abad kemudian, sekolah yang diorganisisr tersebut menerapkan suatu pendekatan yang sama meskipun hasilnya menjadi sesuatu yang tidak membuat orang bodoh/lugu dan juga tidak membuat orang menyendiri/tertutup.

Jhon Dewey percaya bahwa sekolah formal telah jatuh dan kehilangan potensinya. Dewey menekankan pembelajaran melalui kegiatan yang bervariasi dari pada suatu pembelajaran di mana kurikulum diatur guru secara tradisonal. Ia percaya bahwa, anak-anak belajar lebih banyak dari pengalaman yang terpadu dari pada instruksi yang bersifat autoritarian. Ia yakin berasal dari suatu filsafat pendidikan yang berfokuskan pada pelajar. Ia memegang prinsif bahwa pembelajaran adalah hidup itu sendiri dan bukan hanya membuat persiapan terhadap pendidikan itu sendiri.

Pendidikan dewasa juga telah menjadi korban dari model yang dipusatkan pada guru. Pada tahun 1926, Asosiasi Pendidikan Dewasa Amerika mulai dan dengan cepat mengkaji cara yang lebih baik untuk mendidik orang dewasa. Yang dipengaruhi oleh Dewey, Edwar C. Linderman menulis dalam arti dari pendidikan dewasa.
Sistem akademik kita telah tumbuh dengan tatanan yang berlawanan arah. Subjek dan guru merupakan titik awal. Sedangkan pelajar menjadi sesuatu yang di nomor duakan. Di dalam pendidikan yang konvensional si pelajar dituntut untuk menyesuaikan dirinya kepada suatu kurikulum yang telah terbuat secara baku. Sangat banyak pembelajaran terdiri dari pergantian “vicarious” (seperti merasakan sendiri dari pengalaman orang lain) dari penglaman seseorang dan ilmu pengetahuan seseorang. Ilmu psikologi mengajarkan kita bahwa kita belajar apa yang kita lakukan …. Pengalaman adalah texs book pembelajaran yang paling hidup bagi pelajar.

Sayangnya, hanya beberapa dari teori Dewey dan Linderman dapat diterapkan dalam pembelajaran modern baik itu untuk anak-anak maupun dewasa. Satu abad setelah Dewey mengusulkan pendidikan yang berfokuskan pada siswa, hampir semua pendidikan formal juga masih berfokuskan pada guru.

Sebagai akibatnya, banyak pelajar meninggalkan sekolah dan kehilangan minat dalam pembelajaran. Bahkan seorang guru yang berniat baikpun dapat memadamkan insting pembelajaran yang bersifat alami dengan mengontrol lingkungan pembelajaran. Dengan orang dewasa, beberapa memandang pembelajaran sebagai suatu kegiatan yang melahkan dan membosankan.

sumber sumbernya darimana hayoooo ? nih diaa
http://klubhausbuku.wordpress.com/2008/06/07/pengenalan-andragogi-pedagogi/
http://id.wikipedia.org/wiki/Pedagogi
  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • Twitter
  • RSS