andragogi=dewasa



andragogi,hmm,tampaknya ini hal baru yang saya pelajari di perkuliahan.emang apa sih andragogi itu?gmana sih itu? ini diaa...

Dalam kesempatan obrolan dengan orang yang lebih tua, sering kita jumpai kalimat, “Halah, saya ini sudah tua, sudah nggak paham kalau disuruh belajar”. Sehingga, banyak yang mengira bahwa orang dewasa sudah tidak potensial lagi untuk belajar, tapi kenyataannya tidaklah demikian. Orang dewasa masih berpotensi, tergantung pada metode yang diterapkan dalam belajar dan mengajar si orang dewasa tersebut.

Dalam kesempatan lain, mungkin pernah juga kita jumpai kalimat, “Halah, kamu ini masih kecil, tahu apa? Saya lebih paham”. Orang dewasa umumnya telah memiliki kematangan konsep dan berpengalaman (termasuk pengalaman berbuat salah). Secara psikologis, memiliki kecenderungan ingin dipandang, dihargai dan diperlakukan sebagai pribadi yang independen telah mampu melaksanakan konsepnya itu. Orang dewasa merasa telah memiliki jatidiri dan telah menjadi “dirinya”. Karenanya, akan sulit bagi kita untuk merobohkan konsepnya yang telah tertanam bertahun-tahun, bila tidak disertai bukti dan cara pemberian pemahaman yang tepat atas konsepnya itu.

Dua paragraf di atas adalah contoh, sebagai dasar munculnya konsep mendidik orang dewasa yang dikenal dengan Andragogi, yaitu proses untuk melibatkan peserta didik dewasa ke dalam suatu struktur pengalaman belajar.Andragogi  berasal dari bahasa Yunani, yaitu “aner” yang berarti orang dewasa, dan “agogos” yang berarti memimpin. Semula cara mendidik orang dewasa disamakan dengan cara mendidik anak-anak di bangku pendidikan formal (pedagogi). Akan tetapi, terdapat perbedaan penting antara orang dewasa dan anak-anak, sehingga andragodi terpisah menjadi ilmu sendiri. Istilah andragogi ini awalnya digunakan oleh Alexander Kapp, seorang pendidik dari Jerman, di tahun 1833, dan kemudian dikembangkan menjadi teori pendidikan orang dewasa oleh pendidik Amerika Serikat, Malcolm Knowles.


Teori Knowles tentang andragogi dapat diungkapkan dalam empat postulat sederhana:

  1. Orang dewasa perlu dilibatkan dalam perencanaan dan evaluasi dari pembelajaran yang mereka ikuti (berkaitan dengan konsep diri dan motivasi untuk belajar).

  2. Pengalaman (termasuk pengalaman berbuat salah) menjadi dasar untuk aktivitas belajar (konsep pengalaman).

  3. Orang dewasa paling berminat pada pokok bahasan belajar yang mempunyai relevansi langsung dengan pekerjaannya atau kehidupan pribadinya (Kesiapan untuk belajar).

  4. Belajar bagi orang dewasa lebih berpusat pada permasalahan dibanding pada isinya (Orientasi belajar).

Dalam andragogi, mendidik bukan berarti menggurui, bukan mengisi mereka dengan pengetahuan tapi sebagai bentuk kerjasama saling meningkatkan pengetahuan, dan menempatkan orang dewasa sebagai subjek bukan objek. Andragogi mempelajari sifat fisik, psikis dan karakter orang dewasa.

Secara filosofis, Konfusius mengemukakan tiga hal penting terkait dengan fisik dan psikis manusia, antara lain : “saya dengar dan saya lupa, saya lihat dan saya ingat, saya lakukan dan saya mengerti”. Artinya, mejadikan orang dewasa terlibat langsung secara fisik dan emosional akan memudahkan tersampaikannya pesan yang kita maksud.

Meskipun variatif dan cara mengekspresikan emosinya berbeda-beda, kelemahan orang dewasa adalah mudah tersinggung. Sangat penting untuk menjadikan orang dewasa jangan tersinggung dengan menghindari perilaku merendahkan, mengecewakan dan mempermalukan. Orang dewasa justru akan senang bila dimotivasi dan dibuat senang. Sikap menghargai ini, akan memudahkan masuknya pesan yang ingin disampaikan.

Orang dewasa tidak menyukai hal-hal teoritis dan cenderung menyukai sesuatu yang praktis sesuai peran sosialnya (pekerjaan, tanggung jawab, kebutuhan). Andragogi biasanya dimanfaatkan oleh profesi yang bersentuhan langsung dengan masyarakat seperti penyuluh, fasilitator, motivator, politikus dan profesi lain.Barangkali secara personal kita pernah gagal mempengaruhi orang dewasa atau yang lebih dewasa dari usia kita, agar orang tersebut mau melakukan sesuatu. Kemungkinan jawabannya adalah kita belum memahami kondisi fisik, psikis dan karakter orang dewasa. Setelah memahami orang dewasa, penting juga bagi kita untuk belajar berinteraksi sesuai yang dikemukakan oleh James Borg dalam kutipan bukunya yang berjudul Buku Pintar Memahami Bahasa Tubuh, bahwa “bukan tentang apa yang anda katakan, tetapi bagaimana cara mengatakannya”.


sumber: 

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • Twitter
  • RSS

hasil survey yang berjudul "tugas proyek mini" :)

singkat cerita,saya membuat survey satu buah yang judulnya "tugas proyek mini". saya milih topik ini karena menurut saya topik ini lagi hangat hangatnya di bicarain di lingkungan psikologi,khususnya angkatan 2011. jadi setelah melakukan pertimbangan yang cukup akurat (eseeh),di survey ini saya  punya 7 pernyataan , dan pernyataannya itu gak susah kok,cukup pilih "yes" atau "no" aja. dari 51 responden,mau tau apa aja pernyataan dan jawaban para responden (tentunya mahasiswa psikologi usu angkatan 2011)?check this out !!

pertanyaan 1 :saya memperoleh banyak manfaat dengan adanya tugas proyek mini
 Yes  49 
 96.08% 
 No  2 
 3.92%
pertanyaan 2: 
saya merasa terbebani dengan adanya tugas proyek mini ini
 Yes  20 
 39.22% 
 No  31 
 60.78%
pertanyaan 3 : 
saya melaksanakan tugas proyek mini hanya karena untuk mendapatkan nilai semata,bukan karena ingin menambah pengalaman dan pengetahuan
 Yes  3 
 5.88% 
 No  48 
 94.12% 

pertanyaan 4 : 
Bagi saya,tugas proyek mini menambah kreativitas mahasiswa
 Yes  51 
 100.00% 
 No  0 
 0.00%
pertanyaan 5 :
tugas proyek mini sangat berguna untuk melatih mental saya di "lapangan"
 Yes  51 
 100.00% 
 No  0 
 0.00% 
pertanyaan 6 : 
dosen memberikan arahan yang baik mengenai tugas proyek mini
 Yes  42 
 82.35% 
 No  9 
 17.65%
pertanyaan 7 : 
tugas proyek mini menambah kekompakan saya dan anggota kelompok
 Yes  48 
 94.12% 
 No  3 
 5.88% 
nah,gak susah kan pernyataannya?gak perlu pake kalkulator atau pake kamus bahaa inggris kok buat ngisinya.
jadi,bisa kita simpulin nih dari jawaban para responden.kesimpulannya :
  • tugas proyek mini memberikan banyak manfaat kepada mahasiswa fakultas psikologi usu. terbukti dari 51 responden,96,08 % (49 orang) setuju.
  • tugas proyek mini tidak membebani mahasiswa. buktinya,dari 51 responden,60 % menolak bahwa tugas proyek mini membebani.
  • responden tidak setuju apabila tugas proyek mini ini dikerjakan hanya untuk mendapat nilai saja,tetapi mereka melaksanakan proyek mini untuk menambah pengalaman dan pengetahuan.
  • 100% responden setuju bahwa tugas proyek mini ini menambah kreativitas
  • dan 100% responden berteriak keras mengatakan bahwa tugas proyek mini melatih mental di lapangan
  • sekitar 82,35 % responden setuju bahwa dosen memberikan arahan yang baik mengenai tugas proyek mini.
  • tugas proyek mini menambah kekompakan antar anggota kelompok,disetujui oleh 48 responden.
jadi,tugas proyek mini ini sangat berguna bagi mahasiswa,dan sangat membantu kita untuk dapat menjadi lebih kreatif,lebih bertanggung jawab,dan dapat menjadi bibit bagi kita untuk melakukan observasi selanjutnya.

testimoni: 

survey?hmm. baru banget buat saya.baru dalam hal ngebuat surveynya ya,kalo ngisinya sih sering. ternyata bikin survey itu perlu banyak pertimbangan yaah. pertimbangan untuk milih topik,pertimbangan untuk buat pertanyaan,dan pertimbangan untuk nentuin berapa banyak pertanyaan,waah,rasanya berat emang,hidup ini berat. berat kalo cuman dipikirin,tapi gak di kerjain.
yuup,that's right. dari filosopi itulah(yang entah dari siapa yang pertama ngumumin filosofi itu),saya mulai bergerak ngerjain survey,daripada dipikirin terus,mending langsung turun tangan. dan ternyata,setelah dikerjain,gak terlalu ribet kok. terima kasih buat dosen pengampu saya,ibu dina. dimana dengan diberikannya tugas ini,menambah wawasan saya dan pengalaman yang tentunya berguna bagi kehidupan saya.
  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • Twitter
  • RSS

pedagogi ...

sebelum ke pengertian paedadogi,kita ke etimologi paedadogi dulu yuks,check it out 



Kata "pedagogi" berasal dari Bahasa Yunani kuno παιδαγωγέω (paidagōgeō; dariπαίς país:anak dan άγω ági: membimbing; secara literal berarti "membimbing anak”). Di Yunani kuno, kata παιδαγωγός biasanya diterapkan pada budak yang mengawasi pendidikan anak tuannya. Termasuk di dalamnya mengantarnya ke sekolah (διδασκαλείον) atau tempat latihan (γυμνάσιον), mengasuhnya, dan membawakan perbekalannya (seperti alat musiknya).
Kata yang berhubungan dengan pedagogi, yaitu pendidikan, sekarang digunakan untuk merujuk pada keseluruhan konteks pembelajaran, belajar, dan berbagai kegiatan yang berhubungan dengan hal tersebut.
Malcolm Knowles mengungkapkan istilah lain yang mirip dengan pedagogi yaitu andragogi, yang merujuk pada ilmu dan seni mendidik orang dewasa.
so,pedagogi itu ...
Pedagogi : secara literal berati: seni dan ilmu pengetahuan tentang mendidik anak-anak dan sering digunakan sebagai sebuah sinonim untuk suatu pengajaran. Secara lebih tepatnya, pedagogi mewujudkan pendidikan yang berfokuskan guru.
Pedagogi juga kadang-kadang merujuk pada penggunaan yang tepat dari strategi mengajar. Sehubungan dengan strategi mengajar itu, filosofi mengajar diterapkan dan dipengaruhi oleh latar belakang pengetahuan dan pengalamannya, situasi pribadi, lingkungan, serta tujuan pembelajaran yang dirumuskan oleh peserta didik dan guru. 

gimana sih pedadogi itu?

Dalam suatu model pedagogi, guru memikul tanggungjawab untuk membuat keputusan tentang apa yang akan dipelajari, dan bagaimana ia akan dipelajari, dan kapan ia akan dipelajari. Guru mengarahkan pembelajaran.

Guru-guru yang hebat dijaman kuno, mulai dari Confusius hingga Plato tidak mengajar cara teknik yang bersifat autoritarian tersebut. Perbedaan yang ada antara apa yang kita ketahui dari gaya-gaya guru yang hebat-hebat, namun, mereka masih memandang pembelajaran sebagai sebuah proses dari pencapaian yang aktif; dan bukan suatu penerimaan secara pasif. Dengan mempertimbangkan hal ini, suatu hal yang mengejutkan bahwa pemebalajaran yang berfokuskan pada guru menjadi sesuatu yang mendominasi pendidikan.

Sebuah penejelasan bagi pendekatan yang berfokuskan guru kembali kita ke jaman Calvinist yang percaya pada kebijaksanaan adalah sesuatu yang jahat. Mereka mendampingi/mendukung para dewasa untuk mengarahkan, mengontrol, dan akhirnya pembelajaran anak-anak agar mereka tetap bodoh/lugu.

Teori lainnya mempertahankan bahwa : sekolah-sekolah pada abad ke-7, di organisir untuk mempersiapkan anak muda untuk menjadi kependetaan. Ditemukan bahwa indoktrinasi merupakan cara yang paling ampuh untuk menanamkan suatu keyakinan/kepercayaan. Beberapa abad kemudian, sekolah yang diorganisisr tersebut menerapkan suatu pendekatan yang sama meskipun hasilnya menjadi sesuatu yang tidak membuat orang bodoh/lugu dan juga tidak membuat orang menyendiri/tertutup.

Jhon Dewey percaya bahwa sekolah formal telah jatuh dan kehilangan potensinya. Dewey menekankan pembelajaran melalui kegiatan yang bervariasi dari pada suatu pembelajaran di mana kurikulum diatur guru secara tradisonal. Ia percaya bahwa, anak-anak belajar lebih banyak dari pengalaman yang terpadu dari pada instruksi yang bersifat autoritarian. Ia yakin berasal dari suatu filsafat pendidikan yang berfokuskan pada pelajar. Ia memegang prinsif bahwa pembelajaran adalah hidup itu sendiri dan bukan hanya membuat persiapan terhadap pendidikan itu sendiri.

Pendidikan dewasa juga telah menjadi korban dari model yang dipusatkan pada guru. Pada tahun 1926, Asosiasi Pendidikan Dewasa Amerika mulai dan dengan cepat mengkaji cara yang lebih baik untuk mendidik orang dewasa. Yang dipengaruhi oleh Dewey, Edwar C. Linderman menulis dalam arti dari pendidikan dewasa.
Sistem akademik kita telah tumbuh dengan tatanan yang berlawanan arah. Subjek dan guru merupakan titik awal. Sedangkan pelajar menjadi sesuatu yang di nomor duakan. Di dalam pendidikan yang konvensional si pelajar dituntut untuk menyesuaikan dirinya kepada suatu kurikulum yang telah terbuat secara baku. Sangat banyak pembelajaran terdiri dari pergantian “vicarious” (seperti merasakan sendiri dari pengalaman orang lain) dari penglaman seseorang dan ilmu pengetahuan seseorang. Ilmu psikologi mengajarkan kita bahwa kita belajar apa yang kita lakukan …. Pengalaman adalah texs book pembelajaran yang paling hidup bagi pelajar.

Sayangnya, hanya beberapa dari teori Dewey dan Linderman dapat diterapkan dalam pembelajaran modern baik itu untuk anak-anak maupun dewasa. Satu abad setelah Dewey mengusulkan pendidikan yang berfokuskan pada siswa, hampir semua pendidikan formal juga masih berfokuskan pada guru.

Sebagai akibatnya, banyak pelajar meninggalkan sekolah dan kehilangan minat dalam pembelajaran. Bahkan seorang guru yang berniat baikpun dapat memadamkan insting pembelajaran yang bersifat alami dengan mengontrol lingkungan pembelajaran. Dengan orang dewasa, beberapa memandang pembelajaran sebagai suatu kegiatan yang melahkan dan membosankan.

sumber sumbernya darimana hayoooo ? nih diaa
http://klubhausbuku.wordpress.com/2008/06/07/pengenalan-andragogi-pedagogi/
http://id.wikipedia.org/wiki/Pedagogi
  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • Twitter
  • RSS

pendidikan anak berkebutuhan khusus


Pada dasarnya setiap anak berpotensi mengalami problema dalam belajar, hanya saja problema tersebut ada yang ringan dan tidak memerlukan perhatian khusus dari orang lain karena dapat diatasi sendiri oleh anak yang bersangkutan dan ada juga yang problem belajarnya cukup berat sehingga perlu mendapatka perhatian dan bantuan dari orang lain. Anak luar biasa atau disebut sebagai anak berkebutuhan khusus (children with special needs), memang tidak selalu mengalami problem dalam belajar. Namun, ketika mereka diinteraksikan bersama-sama dengan anak- anak sebaya lainnya dalam system pendidikan regular, ada hal-hal tertentu yang harus mendapatkan perhatian khusus dari guru dan sekolah untuk mendapatkan hasil belajar yang optimal.
Pembelajaran untuk anak berkebutuhan khusus (student with special needs) membutuhkan suatu strategi tersendiri sesuai dengan kebutuhan masing – masing . Dalam penyusunan progam pembelajaran untuk setiap bidang studi hendaknya guru kelas sudah memiliki data pribadi setiap peserta didiknya. Data pribadi yakni berkaitan dengan karateristik spesifik, kemampuan dan kelemahanya, kompetensi yang dimiliki, dan tingkat perkembanganya. Karakteristik spesifik student with special needs pada umumnya berkaitan dengan tingkat perkembangan fungsional . Karaktristik spesifik tersebut meliputi tingkat perkembangan sensori motor, kognitif, kemampuan berbahasa, ketrampilan diri, konsep diri, kemampuan berinteraksi social serta kreativitasnya.
Untuk mengetahui secara jelas tentang karakteristik dari setiap siswa seorang guru terlebih dahulu melakukan skrining atau asesmen agar mengetahui secara jelas mengenai kompetensi diri peserta didik bersangkutan. Tujuannya agar saat memprogamkan pembelajaran sudah dipikirkan mengenai bentuk strategi  pembelajaran yang di anggap cocok. Asesmen di sini adalah proses kegiatan untuk mengetahui kemampuan dan kelemahan setiap peserta didik dalam segi perkembangan kognitif dan perkembangan social, melalui pengamatan yang sensitive. Kegiatan ini biasanya memerlukan penggunaan instrument khusus secara baku atau di buat sendiri oleh guru kelas.
Model pembelajaran terhadap peserta didik berkebutuhan khusus yang di persiapkan oleh guru di sekolah, di tujukan agar peserta didik mampu berinteraksi terhadap lingkungan social. Pembelajaran tersebut disusun secara khusus melalui penggalian kemampuan diri peserta didik yang didasarkan pada kurikulum berbasis kompetensi. Kompetensi ini terdiri atas empat ranah yang perlu diukur meliputi kompetensi fisik, kompetensi afektif, kompetensi sehari- hari dan kompetensi akademik.
anak anak berkebutuhan khusus yang mendapat perhatian khusus antara lain:
  • 1 Tunanetra
  • Karena tunanetra memiliki keterbataan dalam indra penglihatan maka proses pembelajaran menekankan pada alat indra yang lain yaitu indra peraba dan indra pendengaran. Oleh karena itu prinsip yang harus diperhatikan dalam memberikan pengajaran kepada individu tunanetra adalah media yang digunakan harus bersifat taktualdan bersuara, contohnya adalah penggunaan tulisan braille, gambar timbul, benda model dan benda nyata
  • 2 Tunarungu
  • Karena memiliki hambatan dalam pendengaran individu tunarungu memiliki hambatan dalam berbicara sehingga mereka biasa disebut tunawicara. Cara berkomunikasi dengan individu menggunakan bahasa isyarat, untuk abjad jari telah dipatenkan secara internasional sedangkan untuk isyarat bahasa berbeda-beda di setiap negara. saat ini dibeberapa sekolah sedang dikembangkan komunikasi total yaitu cara berkomunikasi dengan melibatkan bahasa verbal, bahasa isyarat dan bahasa tubuh. Individu tunarungu cenderung kesulitan dalam memahami konsep dari sesuatu yang abstrak.
  • 3 Tunagrahita
  • unagrahita adalah individu yang memiliki intelegensi yang signifikan berada dibawah rata-rata dan disertai dengan ketidakmampuan dalam adaptasi prilaku yang muncul dalam masa perkembangan. klasifikasi tunagrahita berdasarkan pada tingkatan IQ.Pembelajaran bagi individu tunagrahita lebih di titik beratkan pada kemampuan bina diri dan sosialisasi.
  • 4 Tunadaksa
  • Tunadaksa adalah individu yang memiliki gangguan gerak yang disebabkan oleh kelainan neuro-muskular dan struktur tulang yang bersifat bawaan, sakit atau akibat kecelakaan, termasuk celebral palsy, amputasi, polio, dan lumpuh
  • 5 Tunalaras
  • Tunalaras adalah individu yang mengalami hambatan dalam mengendalikan emosi dan kontrol sosial. individu tunalaras biasanya menunjukan prilaku menyimpang yang tidak sesuai dengan norma dan aturan yang berlaku disekitarnya
  • 6 Kesulitan belajar
  • Adalah individu yang memiliki gangguan pada satu atau lebih kemampuan dasar psikologis yang mencakup pemahaman dan penggunaan bahasa, berbicara dan menulis yang dapat memengaruhi kemampuan berfikir, membaca, berhitung, berbicara yang disebabkan karenagangguan persepsibrain injurydisfungsi minimal otakdislexia, dan afasia perkembangan. individu kesulitan belajar memiliki IQ rata-rata atau diatas rata-rata, mengalami gangguan motorik persepsi-motorik, gangguan koordinasi gerak, gangguan orientasi arah dan ruang dan keterlambatan perkembangan konsep.
7. Anak Berbakat (Giftedness and special talents)
Menurut Milgram, R.M (1991:10), anak berbakat adalah mereka yang mempunyai skor IQ 140 atau lebih diukur dengan instrument Stanford Binet (Terman, 1925), mempunyai kreativitas tinggi (Guilford, 1956), kemampuan memimpin dan kemampuan dalam seni drama, seni tari dan seni rupa (Marlan, 1972).
8. Anak Autistik
Autism Syndrome merupakan kelainan yang disebabkan adanya hambatan pada ketidakmampuan berbahasa yang diakibatkan oleh kerusakan pada otak



sumber:
  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • Twitter
  • RSS

resume blended learning

setelah melakukan diskusi,saya menyimpulkan hal hal mengenai blended learning,yakni:

  • blended learning adalah metode pembelajaran yang memadukan pertemuan tatap muka dengan materi online secara harmonis.
  • blended learning dilakukan oleh pengajar dan yang diajar dalam bentuk virtual namun di mix dengan dunia nyata. Terdapat interaksi dalam sesamanya. Beda sama e-learning yang terkesan bekerja sendiri.     dampak positif:
  • Pembelajaran berbasis blended learning merupakan pilihan terbaik untuk meningkatkan efektivitas, efisiensi, dan daya tarik yang lebih besar dalam berinteraksi antar manusia dalam lingkungan belajar yang beragam.
  • Belajar blended menawarkan kesempatan belajar untuk menjadi baik secara bersama-sama dan terpisah, demikian pula pada waktu yang sama maupun berbeda. Sebuah komunitas belajar dapat dilakukan oleh pelajar dan pengajar yang dapat berinteraksi setiap saat dan di mana saja karena memanfaatkan yang diperoleh komputer maupun perangkat lain (iPhone) sebagai fasilitasi belajar. Blended learning memberikan fasilitasi belajar yang sangat sensitif terhadap segala perbedaan karakteristik pskiologis maupun lingkungan belajar.
  • dengan adanya blended learning,kita dapat efisien waktu dan tenaga,kita dapat berdiskusi didalam satu ruangan dan membuat suasana kelas menjadi lebih kondusif(karena kita tidak perlu bersuara terlalu keras dalam menyampaikan opini)
  • selain itu,dengan adanya blended learning,mahasiswa akan semakin aktif dalam dunia peronline-an,yang tidak hanya aktif dalam social network,tetapi juga dalam lerning (pembelajaran).                                        dampak negatif:
  • ada beberapa kendala ,misalnya kita harus menggunakan perangkat laptop atau alat yang mendukung,sementara tadi ada juga teman kita yang tidak menggunakannya,jadi terkesan memberatkan buat yang tidak memilikinya.
  • sangat bergantung pada jaringan koneksi.

sumber:
  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • Twitter
  • RSS